Peka media. Itulah predikat yang pantas untuk disematkan kepada ketiga Mujahid Bali, Imam Samudera, Amrozi, dan Mukhlaas. Terutama Imam Samudera yang tidak henti-hentinya menggunakan media cetak dan elektronik untuk menyampaikan pesan-pesan mereka.
Bahkan saat ini, setelah Imam Samudera syahid dibunuh oleh aparat pemerintah, beliau masih memikirkan untuk membuat surat wasiat yang ditujukan kepada seluruh kaum Muslimin. Surat wasiat ini dibagikan kepada khalayak ramai yang melayat dan memberi penghormatan terakhir kepadanya di Kampung Lopang Gede, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Banten. Berikut surat wasiat yang dibagikan dalam secarik kertas HVS.
"Saudara, aku wasiatkan kepada antum dan seluruh umat Islam yang telah mengazzamkan dirinya kepada jihad dan mati syahid untuk terus berjihad dan bertempur melawan setan akbar, Amerika dan Yahudi laknat.
Saudaraku, jagalah selalu amalan wajib dan sunnah harian antum semua. Sebab dengan itulah kita berjihad dan sebab itulah kita mendapat rizki mati syahid. Janganlah anggap remeh amalan sunnah akhi, sebab itulah yang akan menyelamatkan kita semua dari bahaya futur dan malas hati.
Saudaraku, jagalah salat malammu kepada Allah Azza Wajalla. Selalulah isi malam-malammu sujud kepada-Nya dan pasrahkan diri antum semua sepenuhnya kepada kekuasaannya. Ingatlah saudaraku, tiada kemenangan melainkan dari Allah semata.
Kepada antum semua yang telah mengikrarkan dirinya untuk bertempur habis-habisan melawan anjing-anjing kekafiran, ingatlah perang belum usai. Janganlah takut cercaan orang-orang yang suka mencela, sebab Allah di belakang kita. Janganlah kalian bedakan antara sipil kafir dengan tentara kafir, sebab yang ada dalam Islam hanyalah dua, adalah Islam atau kafir.
Saudaraku, jadilah hidup antum penuh dengan pembunuhan terhadap dengan orang-orang kafir. Bukanlah Allah telah memerintahkan kita untuk membunuh mereka semuanya, sebagaimana mereka telah membunuh kita dan saudara kita semuanya. Bercita-citalah menjadi penjagal orang-orang kafir. Didiklah anak cucu antum semua menjadi penjagal dan teroris bagi seluruh orang-orang kafir. Sungguh saudaraku, predikat itu lebih baik bagi kita daripada predikat seorang muslim, tetapi tidak peduli dengan darah saudaranya yang dibantai oleh kafirin laknat. Sungguh gelar teroris itu lebih mulia daripada gelar ulama. Namun mereka justru menjadi penjaga benteng kekafiran."(far/MD)
Dipetik dari www.muslimdaily.net
Tiada ulasan:
Catat Ulasan