Isnin, 31 Mei 2010

Sekitar Lawatan Mahasiswa Fak.Kejuruteraan (Elektrik) UITM ke Aceh

Mereka berkunjung ke Aceh bermula tanggal 28 – 31 Mei 2010.Sekitar jam 12.45 t.hari waktu tempatan, mereka akan berlepas pulang ke Malaysia melalui Airport Bandara Sultan Iskandar Muda. Mahasiswa Fak.Kejuruteraan Elektrik seramai 35 orang (L+P) ini menganjurkan kunjungan ke Aceh melalui kelab di jurusan mereka dengan kerjasama sepenuhnya dari Persatuan Belia Sri Al-Ain (Bersama), Selangor yang diketuai oleh Ust.Hj Mohamad bin Zakaria. Turut serta adalah Ust.Taqiyuddin, pensyarah kanan UITM Shah Alam.


Antara aktiviti yang mereka lakukan adalah, ziarah ke beberapa buah rumah anak yatim (korban Tsunami dan konflik Aceh), ramah mesra bersama mahasiswa Malaysia di Aceh, forum bersama mahasiswa Malaysia di Aceh dan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah/USK) dan melawat kesan-kesan tinggalan Tsunami dan lain-lain.


Di bawah ini adalah gambar-gambar sekitar lawatan kebajikan mereka ke rumah anak yatim Bumi Moro (bukan Moro,Filipina ye...). yang terletak di Jalan Mata Ie-Ketapang, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten, Aceh Besar. Ia adalah hasil binaan dari Tentera Laut Indonesia. Jumlah anak yatim disini sekitar 30-an. Yang paling tua bersekolah menengah (ting.4) dan yang paling muda berusia 7 tahun.

2 anak berusia 7 tahun (bukan anak saya..anak yatim..:)
Namanya Bayu Agustian...
Bayu sedang memperkenalkan diri dalam sesi ta'aruf malam tadi..disisinya teman mahasiswa dari Uitm...
Wakil mahasiswa Uitm sedang berbicara..disisinya Teungku (Ustaz) yang menjadi imam di surau rumah anak yatim itu sekaligus pengajar Qur'an kepada mereka...
Seorang mahasiswa Uitm memperkenalkan diri. Hasim namanya...
Sebahagian anak yatim bersama 2 ibu pengasuh mereka
Acara di rumah anak yatim Bumi Moro berakhir selepas Solat Subuh pagi tadi setelah dimulai selepas Asar semalam.

Sabtu, 29 Mei 2010

Pejabat MPP Diserang Mahasiswa

Kantor (pejabat) Pemerintah Mahasiswa (PEMA) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah/USK), Darussalam, Banda Aceh kelihatan sunyi sepi pasca penyerangan oleh kelompok mahasiswa sosialis di kampus berkenan Jumaat minggu lalu. Kejadian yang berlaku tanggal 21 Mei lalu dikatakan berawal dari tindakan kelompok mahasiswa ini yang menuntut untuk memasuki persidangan Majlis Perwakilan Mahasiswa (MPM) pada paginya, namun dihalang oleh beberapa anggota PEMA kerana memang sidang ini hanya khusus untuk anggota MPM sahaja.


Tanpa diduga, seusai solat Jumaat sekitar jam 2.30 petang, kelompok mahasiswa ini dengan jumlah sekitar 100 orang mendatangi kantor PEMA dan melakukan penyerangan. Saat itu di kantor berkenaan dikhabarkan adanya kegiatan pengajian yang dikendalikan oleh pimpinan Muslimah PEMA. Sekitar 20 orang pimpinan PEMA dan anggotanya terpaksa berhadapan dengan 100 mahasiswa ini. Aksi baling membaling kayu dan batu pun berlaku. Akhirnya pintu kantor PEMA dipecahkan dan beberapa kelengkapan di dalamnya seperti komputer dan lain-lain dirosakkan.


Sehingga hari ini, pimpinan PEMA terpaksa menggunakan pelbagai tempat untuk sebarang pertemuan sebagai ganti kantor mereka yang dirosak menjelang Pemilihan Raya (PEMIRA) Kampus Unsyiah yang dijadualkan berlangsung tanggal 3 Jun ini.


PEMA Unsyiah telah dikuasai oleh aktivis Lembaga Dakwah Kampus (LDK) (jika di kampus Malaysia disebut PMI) sudah melebihi 10 tahun lamanya.


Gambar-gambar berikut saya foto petang tadi setelah lebih 1 minggu penyerangan dilakukan.

Jumaat, 28 Mei 2010

Dari Banda Aceh: Biarkan Gambar Berbicara

Gambar-gambar yang sempat saya foto sekitar Banda Aceh petang tadi.

Rabu, 19 Mei 2010

Tahanan 5 Tahun ISA Selamat Dikebumikan

Semalam, 18 Mei 2010, jenazah Ahmad Said Maulana selamat dikebumikan setelah hampir seminggu berada di Rumah Sakit Polisi Republik Indonesia (Polri) Kramat Jati, Jakarta. Maulana salah seorang dari 6 individu yang tercatat dalam pemburuan Detasemen Khusus (DENSUS 88) Anti Terorisme Indonesia yang melakukan operasi memburu ‘teroris’ dua hari berturut-turut pada 12 dan 13 Mei lalu. Hasilnya 5 orang maut ditembusi peluru anggota DENSUS 88 dan 1 orang berjaya melepaskan diri. Baca disini http://www.arrahmah.com/index.php/news/read/7822/kembali-berulah-densus-88-gerebek-tiga-tempat-yang-diduga-sarang-teroris-du

Orang ramai menyolatkan jenazah Maulana disertai dengan laungan takbir sehingga ke pemakaman. Saat dimandikan, darah kelihatan masih mengalir dari mulut dan lubang telinga beliau walaupun sudah hampir seminggu menjadi korban peluru DENSUS 88. Baca disini http://www.muslimdaily.net/berita/lokal/5782/pemakaman-maulana-dan-saptono-alias-pak-tuo di salah satu lengan Maulana terdapat kesan luka akibat bekas tombak yang menancap sehingga tembus saat ia bersama gerakan jihad di Pulau Buru, Ambon (1999-2000).


Maulana antara individu penting yang terlibat dalam gerakan bersenjata yang melakukan pelatihan di kawasan pergunungan Jalin, Aceh Besar sehingga diserbu oleh DENSUS 88 pada pertengahan Mac lalu. Beliau mula aktif membantu jihad di Ambon, Indonesia (1999-2000), kemudian bersama gerakan jihad membantu umat Islam di Poso mulai tahun 2000. Ambon dan Poso adalah wilayah yang dibantai teruk oleh gerakan bersenjata Kristian.


Tahun 2003, Maulana berangkat ke Filipina membantu jihad di sana. Malangnya, saat pulang dari Filipina melalui Malaysia, beliau ditahan di Malaysia dan terpaksa mendekam dibalik jeruji besi Akta Keselamatan Dalam Negeri (ISA) selama 5 tahun. Tahun 2008 beliau dibebaskan. Ketika heboh berita ditemui tempat pelatihan gerakan bersenjata di pergunungan Jalin, Aceh Besar Mac lalu, nama beliau muncul dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh pihak berkuasa Indonesia beserta nama Abdullah Sunata yang kini masih belum berjaya diberkas DENSUS 88. Mereka pernah bersama dalam jihad di Ambon dan Poso di bawah organisasi Laskar Mujahidin Kompak.Maulana yang menggunakan beberapa nama seperti Ruslan @ Luqman @ Zakaria Samad @ Malik ditembak pada Hari Rabu di Jalan Letjen Sutoyo, Cawang, Jakarta Timur.


Hari sebelumnya iaitu Isnin (17 Mei 2010), jenazah Saptono@Pak Tuo antara korban tembakan DENSUS 88 dimakamkan disebelah makam abangnya iaitu Pura Sudarma@Jaja yang juga ditembak mati oleh DENSUS 88 di Aceh sekitar bulan Mac lalu. Baca disini http://www.muslimdaily.net/berita/lokal/5320/senyum-pura-sudarma-a.k.a-jaja


Beberapa hari terakhir, muncul di jaringan Facebook wajah lelaki yang memegang senjata mirip wajah Maulana dengan tulisan ‘Mujahid Maulana Rahimahullah’. Belum diketahui siapa yang pertama mempostingkan foto ini. Berikut adalah foto-foto Maulana saat masih hidup dan setelah terkorban – Al-Fatihah.


Lain-lain maklumat baca disini http://www.muslimdaily.net/berita/lokal/5773/jenazah-maulana-akan-dimakamkan-di-ciputat dan http://www.arrahmah.com/index.php/news/read/7877/senyum-takbir-iringi-pemakaman-maulana dan http://www.arrahmah.com/index.php/news/read/7875/kemarin-jenazah-saptono-dimakamkan


Masjid selamat: Bukti Kebesaran Allah untuk yang mahu berfikir

Bergambar kenangan di dalam Masjid Rahmatullah, Desa Lampuuk, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar bersama 2 teman mahasiswa dari Malaysia, adik beradik asal Tumpat,Kelantan yang mengunjungi bumi Aceh tanggal 16 – 19 Mei 2010. Saya hanya mengenal mereka melalui YM. Subhanallah! Mudahnya Allah pertemukan. Di kiri kami adalah dua orang ibu yang terselamat dalam musibah Tsunami 26 Dis 2004. Ibu ini membahasakan dirinya dengan ‘mamak (emak)’ pada kami saat menceritakan detik-detik menghadapi ujian Allah ini.


Kata mamak (panggilan yg agak manja sikit nih) “di Mukim ini ada 5 buah desa..penduduknya sekitar 7000 orang..semua meninggal dunia (tsunami)…tinggal 1000 orang sahaja yang selamat”. Dua ibu ini mengakui beberapa anggota keluarga mereka juga ramai yang terkorban termasuk anak-anak. Ketika kami bertanya soal perasaan saat ini selepas hampir 6 tahun Tsunami, mamak menjawab “..ya..sedihlah..dulu,beli lauk..makan ramai-ramai..sekarang, masak enak-enak..tapi,nggak enak lagi mau makan..nggak ada lagi keluarga…” Terasa amat rugi pula melihat rumah-rumah cantik bantuan dari Kerajaan Turki disekeliling masjid yang entah berapa ratus jumlahnya, namun sebahagian besarnya tidak berpenghuni dan hanya dijadikan tempat berteduh sang lembu dan sang kambing. Tidak ramai yang mahu tinggal dikawasan ini lagi. Mungkin kebimbangan terhadap datangnya lagi musibah ini. Keduanya, siapa yang mahu menginap? Semua sudah bertemu Allah.


Masjid Rahmatullah yang mula dibuka pada 19 Mac 1990 ini menjadi bukti tanda kebesaran Allah. Jaraknya dari pantai tidak sampai 1 km. Disaat desa disekelilingnya ranap, bahkan hilang sama sekali, masjid ini tetap teguh ditempat asalnya. Hanya dindingnya sahaja yang rosak parah. Proses rehabilitation diambil oleh Kerajaan Turki. Kami bertemu ibu ini seusai menunanikan Solat Zohor di masjid berkenaan semalam ketika kami asyik melihat galeri foto-foto Tsunami yang disediakan diruangan belakang masjid di bawah kesan runtuhan didalamnya yang sengaja ditinggalkan sedikit tanpa dibaiki buat tatapan generasi mendatang.


Tanggal 18 Julai 2009, saya sudah menjejakkan kaki ke masjid ini. Boleh dilihat foto-fotonya di sini http://arruhuljadid86.blogspot.com/2009/07/jaulah-ke-nanggroe-aceh-darussalam-vol_21.html


Akhi Zakiran (mahasiswa Malaysia di Aceh), saya, teman dari Malaysia, ibu-ibu yang terselamat dari musibah Tsunami.
No 3: Teman dari Malaysia.
Hanya rumah Allah ini yang masih tersisa disaat desa sekitarnya hilang entah ke mana bersama penghuninya.
Kesan runtuhan yang ditinggalkan sedikit buat tatapan pengunjung. dibawahnya galeri foto-foto masjid Rahmatullah sebelum dan sesudah Tsunami.

Isnin, 17 Mei 2010

Kita Adalah Mata Rantai Perjuangan

[ Dedikasi buat sahabat-sahabat yang diamanahkan sebagai penyambung mata rantai perjuangan bagi sesi 2010/2011: YDP (Al-Akh Zulkarnain b.Aman Razali), Tim.YDP (Al-Akh Hafiz b.Fathil), Setiausaha (Al-Akh Shahrul Hazlan), Bendahari (Al-Akh Azree bin Abdullah). Peng.Helwani (Al-Ukht Ummu Najah Abdul Shukur), Tim.Peng.Helwani (Al-Ukht Nor Alifah bt.Abu Naim), Tim.Setiausaha (Al-Ukht Shuhada Abd.Rahim), Tim.Bendahari (Al-Ukht Husna).]


Tanggal 16 Mei 2010, secara rasminya saya tinggalkan kerusi kepimpinan dalam Persatuan Kebangsaan Pelajar Malaysia di Indonesia Cabang Aceh (PKPMI-CA) bersama teman-teman yang lain. Entah siapa yang bakal mengisi kekosongan Biro Dakwah & Pembangunan Insan nantinya, kami serahkan kepada anggota Majlis Tertinggi PKPMI-CA yang sudah terpilih melalui pilihanraya 15 Mei kelmarin dan diumumkan pada Muktamar Sanawi semalam. Mereka tahu siapa yang terbaik dan selayaknya untuk jawatan tersebut dan lain-lain biro di dalam persatuan sesi 2010/2011 mendatang.


Muktamar Sanawi (Muktamar Tahunan) sudah melabuhkan tirainya. Sebahagian besar dari jumlah mahasiswa Malaysia yang berada di Aceh tepatnya sebagai penuntut di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ar-Raniry hadir sebagai perwakilan muktamar. Al-Fadhil Ust Isra’ Ahmad Syah, pensyarah Fakultas Syariah yang merupakan antara penasihat dan pembina kepada PKPMI-CA sudi meluangkan masa sebagai perasmi muktamar. Banner muktamar tercatat tulisan ‘Muktamar Sanawi PKPMI-CA Kali Ke-20”. Khabarnya, persatuan ini sudah bertapak di Aceh sejak tahun 1985 disebalik hiruk pikuk kebisingan konflik. Lalu tenggelam pula di tengah-tengah badai Tsunami yang mengganas.


Muktamar adalah medan muhasabah ahli terhadap pimpinan selama tempoh mereka memimpin. Ia medan untuk sama-sama memberi krtikan atau teguran yang membina guna memperbaiki atau meningkatkan kualiti sebuah organisasi. Ia adalah sesi muhasabah di dunia sebelum sesi ‘muhasabah’ khusus dihadapan Allah kelak. Organisasi yang tidak diamanahkan kepada mereka yang memahami dakwah, tarbiah dan perjuangan Islam, tentu sangat asing dan sulit untuk memahami keperluan muktamar. Bahkan terasa kekok dan janggal menggunakan kalimah ini. Bahasa Melayunya boleh sahaja disebut ‘Perhimpunan Agung’, namun jangan jadi perhimpunan agung UMNO yang bukan menjadi medan muhasabah, tetapi medan pengampu berlatih menjadi pengampu terbaik dan pembodek belajar menjadi pembodek berjaya. Datang, duduk, dengar dan dapat duit (4D).


Tanpa ada muktamar, maka organisasi pun terus meluncur laju tanpa kawalan di bawah kepimpinan tanpa teguran. Maka bergeraklah ia tanpa ada penambahbaikan. Tanpa ada muktamar, maka tenang dan senanglah para pemimpin yang terpilih, namun tiada apa-apa perancangan. Tiada penegurnya, tiada pengkritisinya. Namun, muktamar bukan pula medan memaki hamun tanpa akhlak dan mengkritik tanpa cadangan.


Suka, duka, ceria, tegang dan tenang mewarnai muktamar kami semalam. Yang tahu atau pernah bermuktamar, pasti tiada yang memeranjatkan. Yang tidak tahu dan tidak pernah menyaksikan, tentunya merasai sebuah hal baru bercampur sedikit kekekokan. Ada yang baru kali pertama mendengar istilah ‘ucapan dasar’, ‘speaker muktamar’, ‘pencatat minit’, ‘perbahasan laporan dan usul’ dan sekitarnya. Ada yang memegang buku laporan muktamar, namun tidak tahu untuk membahaskan apa-apa. Semuanya itu sebuah pelajaran dan pengalaman. Pengalaman barang mahal. Ia tiada di bilik kuliah. Ia ilmu dan ilmu tidak semestinya tercatat di dalam buku. Maka, carilah ilmu dimana-mana.


Muktamar bukan sesi mengeluarkan hujjah atau alasan untuk melepaskan diri bagi menutup kelemahan dan kesalahan. Fakta atau data yang salah perlu diluruskan. Namun, kesilapan jangan dipertahankan. Muktamar juga bukan sesi membalas dendam atau melepas geram. Ia ruang kritikan membina agar kebaikan dikecapi bersama. Pengkritik muda dicari tanpa perlu diundang. Namun, pemberi solusi tersangatlah sulit untuk ditemui.


Muktamar menghasilkan bebarapa keputusan, maka hargailah dan hormatilah keputusan tersebut. Jika kita berikrar untuk menjaga kesatuan bersama, maka tolonglah siap berdiri dengan penuh kegarangan menghadapi musuh-musuh yang berusaha merosakkan kesatuan yang terbina ini baik dari musuh yang terlihat dimata kasar atau sebaliknya atau musuh yang mempunyai nama atau tidak bernama atau musuh yang berorganisasi atau tidak berorganisasi. Peliharalah kedaulatan PKPMI-CA. Pelihara ia dari unsur-unsur yang tidak Islam.


Kami bersyukur kepada Allah kerana memudahkan kami merencana dan melaksanakan sebuah muktamar kepada sebuah persatuan. Kami adalah organisasi Islam. Maka muktamar adalah sebuah hal yang sangat-sangat perlu dijaga dan dipertahankan oleh kepimpinan dalam organisasi Islam. Jangan bermudah-mudah soal naik turun kepimpinan. Jika benar ini mesyuarat agung persatuan kali pertama yang dilakukan secara muktamar, maka kami memohon kepada Allah agar memasukkan kami dikalangan mereka yang disabdakan oleh Rasulullah SAW sebagai ‘orang yang melakukan sunnah yang baik, lalu diikuti oleh orang lain’. Mudah-mudahan pemikul-pemikul amanah baru yang telah tersedia ini, meneruskan sunnah yang baik ini.


Tahniah kepada teman-teman yang terpilih untuk menerajui PKPMI-CA. Tahniah kerana anda dibebankan dengan kerja-kerja kebaikan untuk ummah. Peliharalah ia sebaik mungkin agar ia benar-benar menjadi ruang hidayah dan redho Allah pada kalian. Takziah kepada kalian yang terpilih memimpin PKPMI-CA. Takziah kerana anda diamanahkan dengan beban yang berat yang akan disoal Allah. Berhati-hatilah!


Buat diriku dan teman-teman yang turun dari kerusi kepimpinan semalam, kita hanya melepaskan jawatan rasmi di persatuan, namun jawatan sebagai khalifah (iqamatuddin wa siyasatud dunya bih) tidak bisa ditanggalkan. Khalid Al-Walid dipecat oleh Umar ditengah berkecamuknya peperangan, namun terus memacu kuda menggempur musuh. Saat ditanya bagaimana perasaannya, ia hanya menjawab “aku bekerja bukan kerana Umar”. Menjadi Khalid bukanlah mudah, namun kita berusaha ke arahnya. Kita tidak dipecat saat berperang pun. Membantu urusan ummah bukan hanya saat ada jabatan. Wallahua’lam.