[ Seingat saya, ini adalah kali ketiga saya menerima email berbentuk respon dan sedikit kritikan terhadap beberapa artikel yang diposting khasnya mengenai isu Islam Liberal dan terorisme. Penghantarnya adalah individu yang sama yang menggunakan email "Rinaldi Maskinantan" ishaputra@yahoo.com . Sebelum ini, beliau memberi respon menyatakan tidak bersetuju dengan kritikan saya terhadap sikap Jaringan Islam Liberal (JIL) Indonesia yang memperlekehkan perjuangan menegakkan khilafah. Anda boleh merujuknya disini http://arruhuljadid86.blogspot.com/2009/05/respon-pembaca-pada-artikel-ancaman.html Kemudian email keduanya mengenai liberalisasi dan demokrasi ( saya sudah terdelete ) dan yang ketiga, pada 21 Sept baru-baru ini yang mengkritik tajuk ‘Ciri-Ciri Teroris Ala Amerika’. (maaf-sepatutnya Versi Amerika, bukan Ala Amerika).
Setakat ini saya tidak pernah menghantar email balasan kepada beliau dan untuk kali ini pun saya masih tidak menjawabnya. InsyaAllah, akan diusahakan juga. Buat masa ini saya tidak sempat menjawabnya lagi kerana kebimbangan saya saudara kita ini akan terus termuntah membaca artikel saya setelah artikel sebelum ini membuatkan beliau menjadi ‘geli’. Pembaca yang ingin ‘mewakil’ saya menjawabnya, boleh tulis diruangan komentar pada bahagian bawah artikel ini – Terima Kasih ]
Silakan membaca…
Saya geli membaca tulisan anda di blog yang bertajuk Ciri-ciri Teroris ala Amerika.
Sungguh berlebihan reaksi anda dalam menanggapi fenomena terorisme yang belakangan ini kembali marak. Anda memandang bahwa seolah aksi terorisme yang dilakukan sekelompok orang dengan mengatasnamakan Islam belakangan ini, hanyalah fitnah semata.
Rasanya, anda terlihat “berat” menerima kenyataan bahwa memang ada sekelompok Islam yang beraliran keras dan bertindak teroristik. Anda sepertinya mencoba menghibur diri dengan memandang bahwa semua itu hanyalah fitnah.
Pemikiran anda khas kelompok fanatik agama. Memandang dunia dengan sentimen primordial keagamaan, bukan “logika kemanusiaan” yang universal. Ini menyebabkan kepedulian anda terhadap konflik lebih disebabkan karena sentimen primordial, bukan empati kemanusiaan.
Lihatlah, betapa besar perhatian umat Muslim terhadap konflik di Afghanistan, Palestina, Thailand selatan, Filipina selatan, dan Ambon. Apa motivasi mereka peduli? Kemanusiaankah, atau sekedar sentimen “saudara seiman”?
Jika jujur, jawabannya adalah karena yang “menzolimi” Muslim dalam konflik tersebut adalah kaum kuffar. So, Muslim hanya benci terhadap kaum kuffar, dan tidak peduli terhadap penderitaan kemanusiaan.
Ketika kaum kuffar menzolimi Muslim, dunia Islam berang. Mungkin dalam benaknya, “ini kesempatan bagus untuk mengutuk kaum kuffar”. Tetapi ketika negara-negara Muslim sendiri menzolimi umat Muslim, seperti rezim Saddam yang menzolimi rakyatnya dari kalangan Syiah, Kurdi dan lawan politiknya (mereka juga Muslim), dunia Islam tidak bereaksi apa-apa. Kenapa? Karena pelaku kezoliman adalah Saddam, yang juga Muslim.
Konflik di Sudan selatan, dan banyak negara-negara Afrika, di mana korban dan pelakunya tak jarang sesama Muslim sendiri, apakah dunia Islam memiliki kepedulian dengan intensitas yang sama pada kepedulian mereka atas konflik di Irak, Palestina dan sebagainya?
Baca tulisan saya di blog berikut ini:
Dunia Islam dan Kepedulian Terhadap HAM
Kemudian, baca dan simak situs berikut:
Semoga tulisan-tulisan di sana dapat membuka dan memperluas cakrawala berpikir anda.
“Qui scribit, bis legit”
“Barang siapa menulis, ia membaca dua kali” (Pepatah Yunani)
Catatan : Saya tidak akan menghalang komentar dari sesiapa pun diblog ini baik dihantar pada email atau c-box. Hanya gunakan bahasa yang baik sahaja. Anda bebas memberi komentar. Namun, jika anda tidak mampu lagi dan terasa menyakitkan atau terasa semakin geli membaca article-artikel disini, saya cadangkan anda tidak menziarahi lagi blog ini untuk keselamatan diri anda.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan