Jumaat, 29 Januari 2010

Surat dan Dokumen Penting Hubungan Aceh dengan Uthmani

Berikut adalah surat-surat dan dokumen-dokumen penting yang membuktikan hubungan erat antara Kerajaan Islam Aceh Raya Darussalam dengan Kerajaan Turki Uthmaniyyah.


Dibawah ini adalah teks transliterasi Surat Sultan Aceh Alaaddin Syah Al-Kahhar untuk Sultan Sulaiman Agung mengenai permohonan bantuan militer dan ahli kemiliteran dari Kesultanan Uthmani untuk melawan bangsa Portugis. Bantuan Turki selanjutnya juga dilampirkan (3 halaman). Surat berbahasa Turki ini bercatatan Jumadil Akhir 973 H/ 7 Jan 1566 M.

Dibawah ini adalah salinan surat Sultan Uthmani, Sultan Salim II untuk penguasa Aceh, Syah Al-Kahhar yang memberitahukan tentang pengiriman satu armada angkatan laut beserta sejumlah pelengkapan dan ahli-ahli militer ke Aceh. Surat 4 halaman bertarikh 16 Rabi’ul Awwal 975 H/ 20 Sept 1567 M ini menggunakan bahasa Turki.

Dibawah ini adalah salinan perintah dari Diwan-i Humayun (pemerintah Uthmani) yang ditulis buat Duta Besar Aceh, Husein Efendi yang mengamanatkan padanya untuk menunda pengiriman angkatan laut Kesultanan Uthmani ke Aceh selama 1 tahun. Surat berbahasa Turki 1 halaman ini bertarikh 22 Rejab 975 H / 22 Januari 1568 M.

Dibawah ini adalah petisi 3 halaman dari 63 pemimpin Aceh melalui Gubernor Turki di Yaman dan Hijaz untuk Khalifah Uthmani, Sultan Abdul Aziz yang berisi permohonan proteksi dan persetujuan agar Aceh menjadi kerajaan vassal di bawah Kesultanan Uthmani. Beberapa jenis dan sumber pemasukan Kesultanan Aceh juga disertakan. Surat tanpa tarikh dan tahun 1868 ini menggunakan bahasa Arab.

Dibawah ini adalah terjemahan petisi persembahan Menteri Aceh, deputi penguasa Aceh, serta pemimpin-pemimpin Aceh lainnya yang telah berkunjung ke Mekah kepada Gubernor Turki di Hijaz yang berisi permohonan proteksi dan status vassal dari Kesultanan Uthmani. Petisi 1 halaman ini ditulis dalam bahasa Turki pada tahun 1868 M tanpa tarikh.

Dibawah ini adalah teks transliterasi petisi penguasa Aceh yang dikirim ke Mekah untuk disampaikan kepada Sultan Uthmani di Istanbul yang berisi permohonan proteksi dan status vassal dari Kesultanan Uthmani. Teks 1 halaman ini menggunakan bahasa Turki Uthmaniah yang diterjemahkan dari bahasa Arab dan bertarikh 7 Syawal 1298 / 8 Dis 1872.

Dibawah ini adalah petisi 5 halaman dari 25 pemimpin Aceh untuk Turki melalui Duta Besar Aceh, Sayyid Habib Abdurrahman Az-Zahir yang berisi tentang permohonan proteksi dan persetujuan agar Aceh menjadi kerajaan vassal di bawah Kesultanan Uthmani. Tarikh petisi ini pada 7 Syawal 1289 H / 8 Dis 1872 M. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Arab.

Di bawah ini adalah terjemahan petisi yang dipersembahkan oleh Sayyid Abdurrahman Az-Zahir, menteri dan penguasa Aceh untuk pemegang mandat kuasa Turki di Mekah yang berisi permohonan proteksi dan status vassal dari Kesultanan Uthmani. Petisi 1 halaman ini menggunakan bahasa Turki dengan tahun yang tercatat iaitu 1873 M.

Dibawah ini adalah terjemahan memorandum (muzekkere) persembahan dari Sayyid Abdurrahman Az-Zahir selaku Deputi penguasa Aceh kepada pemegang mandat kuasa Turki di Mekah tentang permohonan proteksi dan status vassal dari Kesultanan Uthmani. Memorandum 1 halaman ini tercatat tahun 1873 M tanpa tarikh dan menggunakan bahasa Turki.

Dibawah ini adalah surat penguasa Aceh, Mahmud Syah kepada Khalifah Uthmani, Abdul Aziz yang dikirim melalui Duta Besar Aceh, Sayyid Habib Abdurrahman Az-Zahir ke Turki yang berisi permohonan bantuan dan proteksi dari Turki. Surat 1 halaman ini tercatat tahun 1873 M dan menggunakan bahasa Arab.

Dibawah ini adalah surat daripada Muhammad Daud Syah kepada Khalifah Uthmani, Sultan Abdul Hamid II yang dikirim melalui konsulat Uthmani di Batavia (Jakarta) yang berisi penyataan hubungan yang telah terjalin lama antara Aceh dan Turki, kelicikan Belanda sepanjang perang Aceh dan permohonan bantuan dari Sultan Uthmani untuk menghentikan perang. Surat bertarikh 25 Muharram 1315 H/ 26 Jun 1897 M dan mempunyai 6 halaman ini terdiri dari 3 halaman berbahasa Arab dan 3 halaman berbahasa Melayu.

3 ulasan:

Pacifist berkata...

khilafah islammiyyah akan bangkit semula seperti fajar menyingsing di ufuk timur.kita kena membuka jln itu.yang penting kesungguhan/kemahuan/langkah kita,selebih kpd Allah jua kita berharap

Rais berkata...

Ana teruja baca entry nta ni! :) Ana yang orang Aceh sendiri tak sempat lagi nak jejak muzium. Nta sekali jejak muzium, terus tulis entry yang berfaedah macam ni siap dengan gambar lagi. :D

Jazakumullahu ahsan al-jaza'!

Yayasan Ilmu berkata...

Assalamualaikum, bagus juga maklumat sejarah yg suadara paparkan ini. Namun, kalau kita lihat perkara silam, jangan lupa lihat masa depan yg lebih utama dalam semua sesuatu. Dapatkan panduan dari: yayasan-ilmu.blogspot.com insya Allah bermanfaat untuk saudara dan kawan-kawan.